Senin, 03 Januari 2011

Sejarah Vietnam

Pada 939 M, Vietnam memperoleh kemerdekaan, dan kemudian diperintah oleh dinasti pribumi. Setelah menaklukkan Kerajaan Champa pada 1471, bangsa Vietnam bergerak ke selatan, dan akhirnya tiba di Delta Mekong yang subur.
Ketika Dinasti Le mengalami kemunduran, keluarga-keluarga kuat dari utara dan selatan, Trinh dan Nguyen, berperang memperebutkan kekuasaan pada abad ke-17 dan ke-18.
Revolusi petani yang muncul pertama kali di daerah Tay Son berhasil mengalahkan keluarga Nguyen maupun Trinh. Revolusi tersebut menyatukan negeri Vietnam pada akhir abad ke-18, tetapi kemudian dikalahkan oleh salah seorang keluarga Nguyen yang kemudian mengangkat dirinya sebagai Kaisar Gia Long pada 1802.
Penjajahan Prancis dan Perjuangan Antikolonial
Pada 1858, Prancis memulai penaklukan Vietnam dari arah selatan. Mereka menganeksasi seluruh Vietnam pada 1885. Kaisar-kaisar Vietnam tetap berada di Hue, tetapi kewenangan mereka sangat terbatas karena pejabat Prancis menguasai hampir semua fungsi pemerintahan.
Pada awal abad ke-20, para cendekiawan Vietnam, yang kebanyakan mendapat pendidikan dari Prancis, mengorganisasi gerakan antikolonial nasionalis dan nasionalis-komunis. Pendudukan militer Jepang di Vietnam selama Perang Dunia II menyulut sentimen nasionalisme, juga perasaan antipati terhadap rezim kolonial Vichy Prancis.
Kaum komunis Vietnam, di bawah pimpinan Ho Chi Minh mengorganisasi sebuah koalisi kelompok-kelompok antikolonial, Viet Minh. Viet Minh mendapat keuntungan dari ketidakpastian politik setelah Jepang menyerah. Mereka menguasai Hanoi dan Vietnam bagian utara.
Ho Chi Minh mengumumkan kemerdekaan Republik Demokratik Vietnam pada 2 September 1945.
Pembagian Utara dan Selatan
Keputusan Prancis untuk memulihkan kekuasaan kolonial di Vietnam menyebabkan perundingan menjadi mustahil. Setelah konflik senjata pecah di Haiphong pada akhir 1946, berlangsung perang gerilya selama 8 tahun antara Viet Minh yang dipimpin komunis di satu pihak dan Prancis serta sekutu nasionalis antikomunis mereka di pihak lain.
Setelah Prancis menderita kekalahan di Dien Bien Phu pada Mei 1954, Prancis dan Inggris, China, Uni Soviet, dan Amerika Serikat, serta pemerintah Viet Minh dan Bao Dai bertemu di Geneva, Swiss, untuk mengadakan perundingan damai.
Pada 29 Juli 1954 Persetujuan Penghentian Permusuhan ditandatangani  Prancis dan Republik Demokratik Vietnam. Pemerintahan kolonial Prancis di Vietnam pun berakhir.
Persetujuan Geneva 1954 memerintahkan gencatan senjata antara pasukan komunis dan nasionalis antikomunis. Wilayah Vietnam dibagi menjadi dua, yakni utara (komunis) dan selatan (nonkomunis).
Persetujuan Geneva juga memerintahkan dilaksanakannya pemilihan umum sebelum Juli 1956 untuk menyatukan utara dan selatan dalam sebuah pemerintahan.
Namun, pemerintah Vietnam Selatan menolak diadakannya pemilihan umum. Pada 26 Oktober 1955, Vietnam Selatan mendeklarasikan diri sebagai Republik Vietnam.
Setelah 1954, para pemimpin komunis Vietnam Utara mengkonsolidasikan kekuatan mereka dan melaksanakan program reformasi agraria. Selama periode ini, sekitar 450.000 orang, termasuk sejumlah umat Katolik Vietnam melarikan diri dari utara ke selatan. Sementara itu, beberapa orang mantan pejuang Viet Minh pindah ke utara.
Pada akhir 1950-an, para pemimpin Vietnam Utara mengaktifkan kembali jaringan gerilya komunis yang masih tersisa di selatan. Para pejuang yang disebut Viet Cong tersebut diam-diam dibantu oleh pihak utara.
Dukungan Amerika Serikat kepada Pihak Selatan
Pada Desember 1961, atas permintaan Presiden Vietnam Selatan, Ngo Dinh Diem, Presiden Kennedy mengirim penasihat militer ke Vietnam Selatan untuk membantu menghadapi Viet Cong. Amerika Serikat meningkatkan dukungannya setelah terjadi pergolakan politik di selatan, yakni kudeta para jenderal yang berujung pada kematian Presiden Diem pada November 1963.
Pada Maret 1965, Presiden Johnson mengirimkan pasukan tempur AS ke Vietnam. Peran militer Amerika memuncak pada 1969. Saat itu, ada 534.000 orang personel militer AS di Vietnam.
Serangan terhadap Viet Cong pada Januari 1968 melemahkan infrastruktur Viet Cong dan meruntuhkan moril Amerika dan Vietnam Selatan. Pada Januari 1969, Amerika Serikat, pemerintah Vietnam Utara dan Selatan, serta Viet Cong untuk pertama kali mengadakan pertemuan pendahuluan untuk perundingan damai di Paris, Prancis
Akhirnya, mereka menandatangani persetujuan damai, Paris Accord, pada 27 Januari 1973.
Setelah dicapai persetujuan, pemerintah Vietnam Selatan dan perwakilan politik pasukan komunis di Selatan, Pemerintah Revolusioner Sementara, berusaha merebut kendali di sejumlah tempat di Vietnam Selatan. Amerika Serikat menarik pasukannya, tetapi bantuan militer mereka masih berlanjut.
Reunifikasi
Awal 1975, pasukan militer reguler Vietnam Utara memulai serangan besar ke selatan. Pihak komunis merebut Saigon pada 30 April 1975, dan mengumumkan maksud mereka untuk menyatukan negeri. Republik Demokratik Vietnam (utara) mencaplok Republik Vietnam (selatan) dan membentuk Republik Sosialis Vietnam pada 2 Juli 1976.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar